Selasa, 24 Desember 2013

BUAGEDTING

BAB I
PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan tergantung pada perencanan anggaran, manager perawat harus mengatur prosedur-prosedur yang berhubungan . dengan kemampuan ini mereka mendapatkan sumber daya yang diperlukan untuk asuhan keperawatan yangg efektif. Dengan sumber daya yang terbatas dan pasar bersaing, sumberdaya manusia dan material harus digunakan secara kebijaksanaan dan dan efisien. Manajer perawat meyakini bahwa kontrol terhadap anggaran belanja memerlukan pengintrolan keperawatan.
            Penganggaran adalah kegiatan yang terus mmenerus dimana pendapatan pengeluaran diatur untuk pertanggung jawaban  keuangan dan pembukaan yang sehat. Manajer perawat membuat segala keputusan tentang penyesuaian anggaran keperawatan untuk mmengatur program-program dan biaya-biaya.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perencanaan Dasar untuk Penganggaran
Anggaran belanja adalah perencanaan tahunan dengan mengharapkan hasil yang efektif dalam ukuran pemakaian sumber daya manusia dan material untuk produk dan layanan serta pengaturan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas. Perencanaaan keuangan yang tertulis dan jelas adalah metoda terbaik yang di gunakan dalam pencapaian tujuan tujuan financial.
      Dalam keperawatan perencanaan anggaran menjamin membantu klien atau pasien dalam pelayanan keperawatan yng akan diterimanya, yang mereka inginkan dan butuhkan dari para perawat yang ramah. Sebuah anggaran yang baik harus berdasarkan pada tujuan, bentuknya sederhana, mempunyai standar, fleksibel, berimbang dan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghindari peningkatan biaya.
     Suatu anggaran adalah sebuah perkiraan terbaik oleh perawat administrator untuk pendapatan dan pengeluaran perawatan. Hal ini harus berada dalam ketentuan, ukuran tujuan yang dapat di capai juga untuk menjaga motivasi manager perawat pada unit atau pada ntingkat pusat biaya.
     Anggaran belanja keperawatan digunakan untuk tiga tujuan :
1.      Untuk merencanakan objektif, program, dan aktivitas dari pelayanan keperawatan.
2.      Untuk memotivasi managerperawat, dan pelaksana perawatan.
3.      Dan sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja administrator dan manajer keperawatan.
4.       


B.     Prosedur Penganggaran
1.      Mengatur pusat biaya
Suatu pusat biaya adalah suatu area penyumbang tanggung gugat untuk baik kebutuhan langsung dan tidak langsung, untuk mana tanggung gugat di tugaskan. Suatu divisi keperawatan adalah pusat keuangan bagi masing-masing unit, masing-masing klinik,pelayanan pendidikan, kamar oprasi, dan semua bagian yang mempunyai misi keperawatan dimana perawat memberikan perawatan dimana perawat memberikan perawatan pada klien.dimana tiap pusat biaya diberi kode. The American Hospital Association (AHA) memberikan suatu grafik keuangan dan definisi seragam untuk rumahsakit (Uniform Chart of Account and definision for Hospital).

2.      Hubungan Anggaran dengan objektif
Salah satu aktivitas perencanaan utama adalah mengidentifikasi objektif dari divisi keperawatan dan masing-masing unitnya. Salah satu dari sumber utama adalah informasi anggaran, kemudian objektif keperawatan. Dengan objektif ini akan membuat nmanaejer perawat melihat keuntungan pengembangan yang menetap, spesifik, dan objek praktis.

C.    Tahap-Tahap Anggaran
Untuk tujuan yang peraktis ada tiga tahap pengembangan keperawatan:
1.      Tahap Perumusan
a.    Perencanaan pengembangan tujuan dan manajemen
b.    Mengumpulkan semua data keuanagan, riwayat, dan statistik serta mendistribusiskan pada manajer pusat biaya.
c.    Analisa data



2.      Tahap peninjauan dan Pembuatan
a.    Mempersiapkan unit anggaran
b.    Pengadaan unit anggaran untuk disetujui
c.    Perbaikan dan penggabungan dalam oorganisasi anggaran
d.   Dipersembahkan pada dewa anggaran
e.    Perbaikan dan diajukan pada bagian pemerintahan
f.     Perbaikan dan distribusi pada manejer pusat biaya.

3.      Tahap Pelaksanaan
a.         Pelaksanaan dan evaluasi pengeluaran dan enerimaan
b.        Perbaikan anggaran jika diindikasikan


D.  Budgeting
Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget mempunyai empat unsur, yaitu:
  1. Rencana
  2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
  3. Dinyatakan dalam unit moneter
  4. Jangka waktu tertentu yang akan datang
  5. Manfaat Budget
Manfaat Budget terdiri dari empat pokok, yaitu :
  1. Sebagai pedoman kerja
Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2.      Sebagai alat pengawasan kerja           
Budget berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang di dalam Budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kah kurang sukses bekerja.
  1. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Budget berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasikan kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
  1. Proses Penyusunan Budget
Sebagaiman telah dijelaskan di atas, suatu Budget dapat berfungsi dengan baik bilamana tafsiran-tafsiran (forecast) yang termuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penafsiran secara lebih akurat, diperlakukan sebagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun Budget.

Adapaun faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, ialah :
  1. Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
1)   Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.
2)    Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
3)   Tenaga kerja yang dimiliki peruahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun ketrampilan dan keahliannya (kualitatif).
4)   Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
5)   Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
6)   Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, dibidang produksi, dibidang pembelanjaan, dibidang administrasi maupun dibidang personalia.
  1. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
1)      Keadaan persaingan
2)      Tingkat pertumbuhan penduduk
3)      Tingkat penghasilan masyarakat
4)      Tingkat pendidikan masyarakat
5)      Tingkat penyebaran penduduk
6)      Agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat.
7)      Berbagai kebijakan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan.
8)      Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan tehnologi dan sebagainya.
Dalam pengertian Budget yang telah diuraikan di atas dapatlah diketahui bahwa Budget merupakan hasil kerja (out-put) yang terutama berupa tafsira-tafsiran yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang. Karena suatu Budget merupakan hasil kerja (out-put), maka Budget dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis.
Sedangkan yang dimaksudka dengan Budgeting adalah proses kegiatan yang menghasilakan Budget tersebut sebagai hasil kerja (out-put), serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi Budget, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. Secara lebih terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam Budgeting tersebut antara lain:

  1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun Budget
  2. Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan tafsiran-tafsiran dalam rangka menyusun Budget.
  3. Menyusun Budget serta menyajikannya secara teratur dan sistematis.
  4. Pengkoordinasian pelaksanaan Budget
  5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan Budget.
  6. Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut.
  1. Prosedur Penyusunan Budget
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun Budget serta pelaksanaan kegiatan Budgeting lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun Budget serta kegiatan-kegiatan Budgeting lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Adapaun siapa-siapa atau bagian apa yang diserahi tugas memprsiapkan dan menyusun Budget tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyususn


Budget ini dapat didelegasikan kepada :
  1. Bagian administrasi, bagian perusahan yang kecil. Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan Budget dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
  2. Panitia Budget, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga Bagian Administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun Budget sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas menyusun Budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada di dalam perusahaan, yang duduk dalam Panitia Budget. Tim penyusunan Budget ini biasanya diketuai oleh pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan, serta Bgaian Personalia.
Di dalam Panitia Budget inilah dilakukan pembahasan-pembahasan tentang rencana-rencana kegiatan yang akan datang, sehingga Budget yang tersusun nanti merupakan kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanaan Budget nanti benar-benar didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasikan dengan baik.


Baik Budget yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil), maupun yang disusun oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan Budget atau Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi untuk disahkan serta ditetapkan sebagai Budget yang defenitif.

Jenis-jenis  uang
Terdapat dua jenis uang :
  1. Uang yang tidak tampak, atau alokasi anggaran. Uang ini tidak dapat dilihat atau dipegang. Uang ini berupa ‘surat pinjaman’ yang diberikan sebagai biaya, alokasi, atau jaminan.
Contohnya :
Pemerintah dapat memberikan alokasi kepada pusat kesehatan sebesar 500 dollar untuk membeli obat-obatan dari gudang obat pemerintah. Pusat kesehatan mempertanggung jawabkan obat yang diambil dari toko ini, dengan kertas yang dinamakan pemesanan atau permintaan untuk dibebankan kepada alokasi. Uang yang sebenarnya tidak melewati pusat kesehatan, tetapi pusat kesehatan harus menyimpan rekening tertulis dari setiap pemesanan yang dibebankan atas alokasi (dalam hal ini 500 dollar).
  1. Uang yang terlihat atau uang tunai. Uang ini dapat dilihat dan dipegang.
Uang ini diberikan kepada pekerja kesehatan untuk dipakai dalam pekerjaan pelayanan kesehatan.

Membuat buku besar alokasi (atau menggunakan uang yang ‘tidak tampak’)
Pemerintah (atau organisasi lain) dapat mengalokasikan sejumlah dana ‘tidak tampak’ kepada unit kesehatan. Hal ini biasanya diperuntukkan bagi tujuan khusus dan hanya dapat dipakai untuk tujuan tersebut, misalnya untuk obat-obatan, peralatan, atau transportasi. Catatan yang tepat mengenai bagaimana dana alokasi ini dipakai harus dibuat dalam buku besar alokasi (laporan keuangan). Buku besar alokasi harus memperlihatkan jumlah dana yang dialokasikan dan penggunaan dana alokasi secara rinci.


Kerangka buku besar alokasi yang biasa digunakan :
Tanggal
Uraian / tujuan
Dokumen acuan (nomor folio)
Pemesanan atau permintaan (debet)
Alokasi (debet)






  1. Mengisi buku besar alokasi

Pengalokasian uang yang ‘tidak tampak’ dapat dilakukan tiap bulan , tiap kuartal, atau tiap tahun. Waktu dana tersebut diberikan, tanggal, tujuan, dan besarnya harus dicatat dalam buku besar alokasi. Nomor acuan dari dokumen yang menjamin penyerahan uang tersebut ditulis dalam kolom “dokumen acuan (nomor folio)”, supaya dokumen yang asli dapaat ditemukan kembali bila diperlukan.
Bila dilakukan pembelian, tanggal, pemesanan (atau permintaan), dan jumlahnya juga segera dicatat. Nomor formulir permintaan atau formulir pemesanan ditulis dalam kolom “Dokumen acuan (nomor folio)”. Dari nomor ini, pemesanan (atau permintaan) dapat ditemukan kembali dalam arsip yang berisi salinan formulir pemesanan atau permintaan.
Dalam jangka waktu tertentu, mungkin  bulanan atau kuartalan, jumlah yang dibayarkan dijumlahkan dan dikurangkan dari jumlah dana yang dialokasikan (atau diterima).
Sisa dana alokasi yang tidak dipakai kemudian di-‘pindah bukukan’ (P/B) dan ditambahkan pada alokasi baru untuk bulan berikutnya, bergantung pada jangka waktu yang dipilih.
Contoh : buku besar alokasi dengan dana sebesar 500 dolar diberikan setiap tiga bulan untuk keperluan obat-obatan





Tanggal
Uraian/tujuan
Dokumen acuan
(nomor folio)
Pemesanan atau permintaaan (debet)
Alokasi (kredit)
1.7


3.7
15.7
1.8
5.9




30.9

1.10


5.10

alokasi untuk 3bulan (juli-september)
permintaan
permintaan
permintaan
permintaan

Total
Neraca

Pemindah-bukuan (P/B)
Alokasi untuk 3 bulan (oktober-desember)
Permintaan
36


54
55
56
57






37


58



253,20
26,70
134,30
69,00
500,00







483,70
16,80

500,00







276,80

16,80
500,00
Catatan : obat yang telah dipesan dapat dicari dengan mengacu kepada arsip yang berisi salinan permintaan nomor 54 sampai 58.
  1. Menggunakan sistem kas pinjaman (atau mempergunakan uang ‘tampak’)

Kas kecil (petty cash) berarti uang dalam jumlah sedikit. Banyak tempat kerja yang merasa nyaman menyediakan sejumlah kas kecil. Uang yang ‘tidak tampak’ (alokasi) dapat digunakan untuk pembelian dalam jumlah besar misalnya untuk obat dan peralatan, tetapi terdapat banyak pengeluaran sederhana yang tidak dapat dibayar dengan alokasi, misalnya ongkos bus.
Kas kecil diberikan di muka kepada pekerja kesehatan untuk digunakan semata-mataa untuk keperluan pelayanan kesehatan yang ditanganinya. Apa yang boleh dibeli atau dibayar pekerja kesehatan dengan kas kecil bervariasi dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Contoh :
Transportasi     : Ongkos bus, menambal ban sepeda yang bocor, bahan bakar.
Pos                   : Perangko, telegram , menelepon dengan menggunakan    
                                      telepon umum
Bahan-bahan pembersih : sabun, deterjen, antiseptik, pembersih furnitur
Keperluan kantor : kertas, amplop, lem, tali, pita perekat, paku payung
Barang-barang lainnya : korek api, malam, lilin, teh, persediaan darurat.

Sistem dana taktis (impres)

Dana takstis adalah kas uang tunai lebih dahulu untuk dipakai dengan tujuan tertentu dan akan diganti kembali. Pinjaman dimuka selalu dikembalikan kepada keadaan semula.
Dana taktis dibayarkan hanya bila ada tanda terima asli dari pemakaian uang, ini menjaga kemungkinan penyalahgunaan uang.
Setiap saat uamg yang tak terpakai dan pengeluaran pembayaran harus dikembalikan sampai batas dana taktisnya.
Surat tanda pengeluaran kas kecil
Setiap pemakaian uang dari kotak kas kecil harus dalam suatu formulir. Formulir ini disebut surat/kupon pengeluaran uang kecil (petty cash voucher).
Masing-masing surat pengeluaran kas kecil diberi nomor dan disimpan dalam arsip secara teratur.

Setiap surat pengeluaran kas kecil harus memiliki tanda terima dari oraang yang menjual barang yang direkatkan padanya. Bila tidak mungkin, surat pengeluaran harus ditandatangani oleh pekerja kesehatan yang bertanggung jawab atas kas kecil. Surat pengeluaran harus disimpan dengan hati-hati, karena petugas keuangan , kepala kasir atau pemeriksa keuangan dapat melihatnya setiap saat.











Contoh : surat pengeluaran kas kecil (SPKK)

Surat pengeluaran nomor  .....
Tanggal …………………………………
SPKK17……………………………
11.12.1992………………………….


Surat pengeluaran kas kecil

Barang

1 bungkus lilin
1 kotak korek api
Jumlah
($)
4,25
0,50
4,75

Tanda terima terlampir (untuk direkatkan pada SPKK)

Tertanda ………………………(oleh pekerja kesehatan yang membeli)………………………………
Diperiksa ……………………(oleh petugas keuangan)………………………………………………………

Menyimpan catatan kas kecil
Terdapat dua cara, yaitu :
  1. Pembukuan kas kecil sederhana
  2. Pembukuan kas kecil sederhana digunakan untuk mencatat sejumlah kecil uang yang tidak memerlukan penjelasan pembelian berdasarkan kategori.
















Pembukuan kas kecil sederhana memiliki 5 kolom, seperti pada contoh berikut :

Contoh : pembukuan uang kecil sederhana

Tanggal
Uraian
Surat pengeluaran nomor
Jumlah
Jumlah diterima ($)
Jumlah dibayar  ($)
1.4
2.4
3.4
8.4
11.4


12.4
15.4

16.4
Untuk dana taktis (dana semula)
perangko
Ongkos bus
Telegram
Perangko
menambah ban sepeda
Alat tulis
Minyak tanah
TOTAL
Neraca
Neraca P/B
Untuk dana taktis (pemulihan)
-
1
2
3
4
5
6
7
40,00
8,40
5,30
4,20
2,20
2,70
5,60
3,80
3,80
40,00
32.20
7,80
7,80
32,20


Pembukuan kas kecil kolom

Pembukuan kas kecil kolom (terbagi-bagi) bersifat lebih rinci daripada yang sederhana. Sistem ini memiliki keuntungan bahwa setiap jenis pembelian dicatat dalam kolom yang terpisah. Sistem ini menunjukan bukan hanya jumlah total yang dikeluarkan, tetapi juga seberapa besar uang digunakan pada barang-barang yang berbeda, misalnya perangko, ongkos bus, alat-alat kantor, dan sebagainya.












Contoh : pembukuan kas kecil kolom

Tanggal
Uraian
Surat pengeluaran nomor
Jumlah
Jumlah dibayar (terinci)



Jumlah diterima
Jumlah dibayar (Total)
Perangko
Transportasi
Kantor
Lain-lain
1.4




2.4
3.4

8.4
11.4




12,4  


15.4



16,40
Untuk dana taktis (dana semula) perangko
Ongkos bus
Telegram
Perangko
Tambal ban
Sepeda
Alat tulis
Minyak tanah
  
TOTAL
Neraca

Neraca
Untuk dana taktis (memulihkan)
1



2
3


4
5


6
7
8






9

40,00
















40,00


7,80
32,20





8,40
5,30
4,20
2,20



2,70
5,60 
3,80


32,20
7,80





8,40

4,20
2,20








14,80






5,30





2,70




8,00













5,60















3,80



Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan dimungkinkan pula untuk diadakannya pembahsan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun Rancangan Budget tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka Rancangan Budget tersebut telah menjadi Budget yang defenitif.










                                         













BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penting bagi perawat klinis untuk mengetahui tentang anggaran keperawatan. Setiap kegiatan yang terjadi di rumah sakit memerlukan biaya. Harus ada standar untuk departemen. Bagian keperawatan harus membayarkan apa yang sudah digunakan dan tidak lebih.
         Tindakan penganggran untuk unutuk meliputi untuk personel, suplai dan peralatan, anggran modal. Anggaran personel keperawatan untuk rumahsakit akhir-akhir ini berdasarkan data kuantitas yang akurat dari sistem peringkat aktivitas pasien. Olehkarenaya maneger perawat perlu mengembangkan filsafat penentuan staf dan rencananya yang akan memperluas dan memperkecil penentuan staf dalam menghadapi fluktuasi. Ini dapat dilakukan secara parsial dengan personil paruh waktu, pusat sewa, dan penggunaan data sensus riwayat.















DAFTAR PUSTAKA

Swanburrg, Russel.C,Kepemimpinan & Managemen keperawatan,2000,jakarta.EGC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar