BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan
keperawatan tergantung pada perencanan anggaran, manager perawat harus mengatur
prosedur-prosedur yang berhubungan . dengan kemampuan ini mereka mendapatkan
sumber daya yang diperlukan untuk asuhan keperawatan yangg efektif. Dengan
sumber daya yang terbatas dan pasar bersaing, sumberdaya manusia dan material
harus digunakan secara kebijaksanaan dan dan efisien. Manajer perawat meyakini
bahwa kontrol terhadap anggaran belanja memerlukan pengintrolan keperawatan.
Penganggaran adalah kegiatan yang
terus mmenerus dimana pendapatan pengeluaran diatur untuk pertanggung
jawaban keuangan dan pembukaan yang
sehat. Manajer perawat membuat segala keputusan tentang penyesuaian anggaran
keperawatan untuk mmengatur program-program dan biaya-biaya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perencanaan Dasar untuk Penganggaran
Anggaran
belanja adalah perencanaan tahunan dengan mengharapkan hasil yang efektif dalam
ukuran pemakaian sumber daya manusia dan material untuk produk dan layanan
serta pengaturan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas. Perencanaaan
keuangan yang tertulis dan jelas adalah metoda terbaik yang di gunakan dalam
pencapaian tujuan tujuan financial.
Dalam keperawatan
perencanaan anggaran menjamin membantu klien atau pasien dalam pelayanan
keperawatan yng akan diterimanya, yang mereka inginkan dan butuhkan dari para
perawat yang ramah. Sebuah anggaran yang baik harus berdasarkan pada tujuan,
bentuknya sederhana, mempunyai standar, fleksibel, berimbang dan menggunakan
sumber daya yang tersedia untuk menghindari peningkatan biaya.
Suatu anggaran adalah sebuah perkiraan terbaik oleh perawat
administrator untuk pendapatan dan pengeluaran perawatan. Hal ini harus berada
dalam ketentuan, ukuran tujuan yang dapat di capai juga untuk menjaga motivasi
manager perawat pada unit atau pada ntingkat pusat biaya.
Anggaran belanja keperawatan digunakan untuk tiga tujuan :
1. Untuk
merencanakan objektif, program, dan aktivitas dari pelayanan keperawatan.
2. Untuk
memotivasi managerperawat, dan pelaksana perawatan.
3. Dan
sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja administrator dan manajer
keperawatan.
4.
B.
Prosedur
Penganggaran
1. Mengatur
pusat biaya
Suatu pusat biaya
adalah suatu area penyumbang tanggung gugat untuk baik kebutuhan langsung dan
tidak langsung, untuk mana tanggung gugat di tugaskan. Suatu divisi keperawatan
adalah pusat keuangan bagi masing-masing unit, masing-masing klinik,pelayanan
pendidikan, kamar oprasi, dan semua bagian yang mempunyai misi keperawatan
dimana perawat memberikan perawatan dimana perawat memberikan perawatan pada
klien.dimana tiap pusat biaya diberi kode. The American Hospital Association
(AHA) memberikan suatu grafik keuangan dan definisi seragam untuk rumahsakit
(Uniform Chart of Account and definision for Hospital).
2. Hubungan
Anggaran dengan objektif
Salah satu aktivitas
perencanaan utama adalah mengidentifikasi objektif dari divisi keperawatan dan
masing-masing unitnya. Salah satu dari sumber utama adalah informasi anggaran,
kemudian objektif keperawatan. Dengan objektif ini akan membuat nmanaejer
perawat melihat keuntungan pengembangan yang menetap, spesifik, dan objek
praktis.
C.
Tahap-Tahap
Anggaran
Untuk
tujuan yang peraktis ada tiga tahap pengembangan keperawatan:
1.
Tahap
Perumusan
a. Perencanaan
pengembangan tujuan dan manajemen
b. Mengumpulkan
semua data keuanagan, riwayat, dan statistik serta mendistribusiskan pada
manajer pusat biaya.
c. Analisa
data
2.
Tahap
peninjauan dan Pembuatan
a. Mempersiapkan
unit anggaran
b. Pengadaan
unit anggaran untuk disetujui
c. Perbaikan
dan penggabungan dalam oorganisasi anggaran
d. Dipersembahkan
pada dewa anggaran
e. Perbaikan
dan diajukan pada bagian pemerintahan
f. Perbaikan
dan distribusi pada manejer pusat biaya.
3.
Tahap
Pelaksanaan
a.
Pelaksanaan dan evaluasi pengeluaran dan
enerimaan
b.
Perbaikan anggaran jika diindikasikan
D. Budgeting
Budget
(Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari
pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget mempunyai empat unsur, yaitu:
- Rencana
- Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
- Dinyatakan dalam unit moneter
- Jangka waktu tertentu yang akan datang
- Manfaat Budget
Manfaat
Budget terdiri dari empat pokok, yaitu
:
- Sebagai
pedoman kerja
Yang mana
berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan serta sekaligus
memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan
diwaktu yang akan datang.
2.
Sebagai alat pengawasan kerja
Budget
berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi
realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang di
dalam Budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah
dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kah kurang sukses bekerja.
- Sebagai
alat pengkoordinasian kerja
Budget
berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasikan kerja agar semua bagian-bagian
yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama
dengan baik untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian
kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
- Proses
Penyusunan Budget
Sebagaiman
telah dijelaskan di atas, suatu Budget dapat berfungsi dengan baik bilamana
tafsiran-tafsiran (forecast) yang termuat didalamnya cukup akurat, sehingga
tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penafsiran
secara lebih akurat, diperlakukan sebagai data, informasi dan pengalaman, yang
merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun Budget.
Adapaun
faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
ialah :
- Faktor-faktor
intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam
perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
1) Kebijaksanaan
perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang
yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.
2) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
3) Tenaga kerja
yang dimiliki peruahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun ketrampilan dan
keahliannya (kualitatif).
4) Modal kerja
yang dimiliki perusahaan.
5) Fasilitas-fasilitas
lain yang dimiliki perusahaan.
6) Kebijaksanaan-kebijaksanaan
perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di
bidang pemasaran, dibidang produksi, dibidang pembelanjaan, dibidang
administrasi maupun dibidang personalia.
- Faktor-faktor
ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar
perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
1)
Keadaan persaingan
2)
Tingkat pertumbuhan penduduk
3) Tingkat
penghasilan masyarakat
4) Tingkat
pendidikan masyarakat
5) Tingkat
penyebaran penduduk
6) Agama,
adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat.
7) Berbagai
kebijakan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun
keamanan.
8) Keadaan
perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan tehnologi dan sebagainya.
Dalam
pengertian Budget yang telah diuraikan di atas dapatlah diketahui bahwa Budget
merupakan hasil kerja (out-put) yang terutama berupa tafsira-tafsiran yang akan
dilaksanakan diwaktu yang akan datang. Karena suatu Budget merupakan hasil
kerja (out-put), maka Budget dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun
secara teratur dan sistematis.
Sedangkan
yang dimaksudka dengan Budgeting adalah proses kegiatan yang menghasilakan
Budget tersebut sebagai hasil kerja (out-put), serta proses kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi Budget, yaitu fungsi-fungsi pedoman
kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. Secara lebih
terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam Budgeting tersebut antara lain:
- Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan
untuk menyusun Budget
- Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi
tersebut untuk mengadakan tafsiran-tafsiran dalam rangka menyusun Budget.
- Menyusun Budget serta menyajikannya secara
teratur dan sistematis.
- Pengkoordinasian pelaksanaan Budget
- Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan
pengawasan, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap
pelaksanaan Budget.
- Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk
mengadakan interpretasi dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka
mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telah dilaksanakan,
serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai tindak lanjut
(follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut.
- Prosedur Penyusunan Budget
Pada
dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun Budget serta
pelaksanaan kegiatan Budgeting lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi
perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang
paling berwewenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan
perusahaan secara keseluruhan.
Namun
demikian tugas menyiapkan dan menyusun Budget serta kegiatan-kegiatan Budgeting
lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan,
melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Adapaun
siapa-siapa atau bagian apa yang diserahi tugas memprsiapkan dan menyusun
Budget tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing
perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyususn
Budget ini
dapat didelegasikan kepada :
- Bagian administrasi, bagian perusahan yang kecil.
Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan
perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang
terbatas, sehingga tugas penyusunan Budget dapat diserahkan kepada salah
satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak
melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
- Panitia Budget, bagian perusahan yang besar. Hal
ini disebabkan karena bagi perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan
cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas,
sehingga Bagian Administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk
menyusun Budget sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-bagian lain dalam
perusahaan. Oleh sebab itu tugas menyusun Budget perlu melibatkan semua
unsur yang mewakili semua bagian yang ada di dalam perusahaan, yang duduk
dalam Panitia Budget. Tim penyusunan Budget ini biasanya diketuai oleh
pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang
mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan, serta
Bgaian Personalia.
Di dalam
Panitia Budget inilah dilakukan pembahasan-pembahasan tentang rencana-rencana
kegiatan yang akan datang, sehingga Budget yang tersusun nanti merupakan
kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan
masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar
pelaksanaan Budget nanti benar-benar didukung oleh seluruh bagian yang ada
dalam perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerja sama yang saling
menunjang dan terkoordinasikan dengan baik.
Baik Budget
yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil), maupun yang disusun
oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan Budget atau
Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah yang diserahkan kepada
pimpinan tertinggi untuk disahkan serta ditetapkan sebagai Budget yang
defenitif.
Jenis-jenis uang
Terdapat dua jenis uang :
- Uang yang tidak tampak, atau alokasi anggaran.
Uang ini tidak dapat dilihat atau dipegang. Uang ini berupa ‘surat
pinjaman’ yang diberikan sebagai biaya, alokasi, atau jaminan.
Contohnya :
Pemerintah dapat memberikan
alokasi kepada pusat kesehatan sebesar 500 dollar untuk membeli obat-obatan
dari gudang obat pemerintah. Pusat kesehatan mempertanggung jawabkan obat yang
diambil dari toko ini, dengan kertas yang dinamakan pemesanan atau permintaan
untuk dibebankan kepada alokasi. Uang yang sebenarnya tidak melewati pusat
kesehatan, tetapi pusat kesehatan harus menyimpan rekening tertulis dari setiap
pemesanan yang dibebankan atas alokasi (dalam hal ini 500 dollar).
- Uang yang terlihat atau uang tunai. Uang ini
dapat dilihat dan dipegang.
Uang ini diberikan kepada
pekerja kesehatan untuk dipakai dalam pekerjaan pelayanan kesehatan.
Membuat
buku besar alokasi (atau menggunakan uang yang ‘tidak tampak’)
Pemerintah
(atau organisasi lain) dapat mengalokasikan sejumlah dana ‘tidak tampak’ kepada
unit kesehatan. Hal ini biasanya diperuntukkan bagi tujuan khusus dan hanya
dapat dipakai untuk tujuan tersebut, misalnya untuk obat-obatan, peralatan,
atau transportasi. Catatan yang tepat mengenai bagaimana dana alokasi ini
dipakai harus dibuat dalam buku besar alokasi (laporan keuangan). Buku besar
alokasi harus memperlihatkan jumlah dana yang dialokasikan dan penggunaan dana
alokasi secara rinci.
Kerangka
buku besar alokasi yang biasa digunakan :
Tanggal
|
Uraian
/ tujuan
|
Dokumen
acuan (nomor folio)
|
Pemesanan
atau permintaan (debet)
|
Alokasi
(debet)
|
|
|
|
|
|
- Mengisi buku besar alokasi
Pengalokasian uang yang ‘tidak tampak’ dapat dilakukan tiap bulan , tiap
kuartal, atau tiap tahun. Waktu dana tersebut diberikan, tanggal, tujuan, dan
besarnya harus dicatat dalam buku besar alokasi. Nomor acuan dari dokumen yang
menjamin penyerahan uang tersebut ditulis dalam kolom “dokumen acuan (nomor
folio)”, supaya dokumen yang asli dapaat ditemukan kembali bila diperlukan.
Bila dilakukan pembelian, tanggal, pemesanan (atau
permintaan), dan jumlahnya juga segera dicatat. Nomor formulir permintaan atau
formulir pemesanan ditulis dalam kolom “Dokumen acuan (nomor folio)”. Dari
nomor ini, pemesanan (atau permintaan) dapat ditemukan kembali dalam arsip yang
berisi salinan formulir pemesanan atau permintaan.
Dalam jangka waktu tertentu, mungkin bulanan atau kuartalan, jumlah yang
dibayarkan dijumlahkan dan dikurangkan dari jumlah dana yang dialokasikan (atau
diterima).
Sisa dana alokasi yang tidak dipakai kemudian
di-‘pindah bukukan’ (P/B) dan ditambahkan pada alokasi baru untuk bulan
berikutnya, bergantung pada jangka waktu yang dipilih.
Contoh : buku besar alokasi dengan dana sebesar 500
dolar diberikan setiap tiga bulan untuk keperluan obat-obatan
Tanggal
|
Uraian/tujuan
|
Dokumen acuan
(nomor folio)
|
Pemesanan atau
permintaaan (debet)
|
Alokasi
(kredit)
|
1.7
3.7
15.7
1.8
5.9
30.9
1.10
5.10
|
alokasi
untuk 3bulan (juli-september)
permintaan
permintaan
permintaan
permintaan
Total
Neraca
Pemindah-bukuan (P/B)
Alokasi
untuk 3 bulan (oktober-desember)
Permintaan
|
36
54
55
56
57
37
58
|
253,20
26,70
134,30
69,00
|
500,00
|
483,70
16,80
|
500,00
|
|||
276,80
|
16,80
500,00
|
Catatan : obat yang telah dipesan dapat dicari dengan
mengacu kepada arsip yang berisi salinan permintaan nomor 54 sampai 58.
- Menggunakan sistem kas pinjaman (atau
mempergunakan uang ‘tampak’)
Kas kecil (petty cash)
berarti uang dalam jumlah sedikit. Banyak tempat kerja yang merasa nyaman
menyediakan sejumlah kas kecil. Uang yang ‘tidak tampak’ (alokasi) dapat
digunakan untuk pembelian dalam jumlah besar misalnya untuk obat dan peralatan,
tetapi terdapat banyak pengeluaran sederhana yang tidak dapat dibayar dengan
alokasi, misalnya ongkos bus.
Kas kecil diberikan di muka
kepada pekerja kesehatan untuk digunakan semata-mataa untuk keperluan pelayanan
kesehatan yang ditanganinya. Apa yang boleh dibeli atau dibayar pekerja
kesehatan dengan kas kecil bervariasi dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Contoh :
Transportasi : Ongkos bus, menambal ban sepeda yang bocor, bahan
bakar.
Pos :
Perangko, telegram , menelepon
dengan menggunakan
telepon umum
Bahan-bahan pembersih :
sabun, deterjen, antiseptik, pembersih furnitur
Keperluan kantor : kertas,
amplop, lem, tali, pita perekat, paku payung
Barang-barang lainnya :
korek api, malam, lilin, teh, persediaan darurat.
Sistem dana taktis (impres)
Dana takstis adalah kas uang
tunai lebih dahulu untuk dipakai dengan tujuan tertentu dan akan diganti
kembali. Pinjaman dimuka selalu dikembalikan kepada keadaan semula.
Dana taktis dibayarkan hanya
bila ada tanda terima asli dari pemakaian uang, ini menjaga kemungkinan
penyalahgunaan uang.
Setiap saat uamg yang tak
terpakai dan pengeluaran pembayaran harus dikembalikan sampai batas dana
taktisnya.
Surat tanda pengeluaran kas
kecil
Setiap pemakaian uang dari
kotak kas kecil harus dalam suatu formulir. Formulir ini disebut surat/kupon
pengeluaran uang kecil (petty cash voucher).
Masing-masing surat
pengeluaran kas kecil diberi nomor dan disimpan dalam arsip secara teratur.
Setiap surat pengeluaran kas
kecil harus memiliki tanda terima dari oraang yang menjual barang yang
direkatkan padanya. Bila tidak mungkin, surat pengeluaran harus ditandatangani
oleh pekerja kesehatan yang bertanggung jawab atas kas kecil. Surat pengeluaran
harus disimpan dengan hati-hati, karena petugas keuangan , kepala kasir atau
pemeriksa keuangan dapat melihatnya setiap saat.
Contoh
: surat pengeluaran kas kecil (SPKK)
Surat
pengeluaran nomor .....
Tanggal
…………………………………
|
SPKK17……………………………
11.12.1992………………………….
|
|
|
||
Surat pengeluaran kas kecil
|
|
|
Barang
1
bungkus lilin
1 kotak
korek api
|
Jumlah
($)
4,25
0,50
4,75
|
|
Tanda
terima terlampir (untuk direkatkan pada SPKK)
Tertanda
………………………(oleh pekerja kesehatan yang membeli)………………………………
Diperiksa
……………………(oleh petugas keuangan)………………………………………………………
|
Menyimpan
catatan kas kecil
Terdapat
dua cara, yaitu :
- Pembukuan kas kecil sederhana
- Pembukuan kas kecil sederhana digunakan untuk
mencatat sejumlah kecil uang yang tidak memerlukan penjelasan pembelian
berdasarkan kategori.
Pembukuan
kas kecil sederhana memiliki 5 kolom, seperti pada contoh berikut
:
Contoh
: pembukuan uang kecil sederhana
Tanggal
|
Uraian
|
Surat
pengeluaran nomor
|
Jumlah
|
|
Jumlah
diterima ($)
|
Jumlah dibayar
($)
|
|||
1.4
2.4
3.4
8.4
11.4
12.4
15.4
16.4
|
Untuk
dana taktis (dana semula)
perangko
Ongkos
bus
Telegram
Perangko
menambah
ban sepeda
Alat
tulis
Minyak
tanah
TOTAL
Neraca
Neraca
P/B
Untuk
dana taktis (pemulihan)
|
-
1
2
3
4
5
6
7
|
40,00
|
8,40
5,30
4,20
2,20
2,70
5,60
3,80
3,80
|
40,00
|
32.20
7,80
|
|||
7,80
32,20
|
|
Pembukuan
kas kecil kolom
Pembukuan
kas kecil kolom (terbagi-bagi) bersifat lebih rinci daripada yang sederhana.
Sistem ini memiliki keuntungan bahwa setiap jenis pembelian dicatat dalam kolom
yang terpisah. Sistem ini menunjukan bukan hanya jumlah total yang dikeluarkan,
tetapi juga seberapa besar uang digunakan pada barang-barang yang berbeda,
misalnya perangko, ongkos bus, alat-alat kantor, dan sebagainya.
Contoh
: pembukuan kas kecil kolom
Tanggal
|
Uraian
|
Surat
pengeluaran nomor
|
Jumlah
|
Jumlah
dibayar (terinci)
|
||||
|
|
|
Jumlah
diterima
|
Jumlah dibayar
(Total)
|
Perangko
|
Transportasi
|
Kantor
|
Lain-lain
|
1.4
2.4
3.4
8.4
11.4
12,4
15.4
16,40
|
Untuk dana
taktis (dana semula) perangko
Ongkos bus
Telegram
Perangko
Tambal ban
Sepeda
Alat tulis
Minyak tanah
TOTAL
Neraca
Neraca
Untuk dana
taktis (memulihkan)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
40,00
40,00
7,80
32,20
|
8,40
5,30
4,20
2,20
2,70
5,60
3,80
32,20
7,80
|
8,40
4,20
2,20
14,80
|
5,30
2,70
8,00
|
5,60
|
3,80
|
Sebelum
disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan untuk diadakan
perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan dimungkinkan pula untuk
diadakannya pembahsan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan dengan
pihak yang diserahi tugas menyusun Rancangan Budget tersebut. Setelah disahkan
oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka Rancangan Budget tersebut telah
menjadi Budget yang defenitif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penting
bagi perawat klinis untuk mengetahui tentang anggaran keperawatan. Setiap
kegiatan yang terjadi di rumah sakit memerlukan biaya. Harus ada standar untuk
departemen. Bagian keperawatan harus membayarkan apa yang sudah digunakan dan
tidak lebih.
Tindakan penganggran untuk unutuk
meliputi untuk personel, suplai dan peralatan, anggran modal. Anggaran personel
keperawatan untuk rumahsakit akhir-akhir ini berdasarkan data kuantitas yang
akurat dari sistem peringkat aktivitas pasien. Olehkarenaya maneger perawat
perlu mengembangkan filsafat penentuan staf dan rencananya yang akan memperluas
dan memperkecil penentuan staf dalam menghadapi fluktuasi. Ini dapat dilakukan
secara parsial dengan personil paruh waktu, pusat sewa, dan penggunaan data
sensus riwayat.
DAFTAR PUSTAKA
Swanburrg, Russel.C,Kepemimpinan & Managemen keperawatan,2000,jakarta.EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar