ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CA HEPAR
Makalah ini diajukan untuk mata kuliah
(KMB) keperawatan medikal bedah 1
DISUSUN OLEH
Aan andriani
Adi mulyadi
Muhammad kurniawan
Nurhadi
Politeknik Kesehatan Banten
Program Studi Keperawatan Tangerang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia_Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Medikal
Bedah 1 ( KMB 1 ) ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan
keluarga yang membantu memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya karya
ini, yaitu makalah Keperawatan Medical Bedah 1 (KMB 1) ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah
menulis makalah ini. Atas bimbingan yang telah berikan, kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang juga membantu kami dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami
sajikan masih kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini.
Dan kami berharap, semoga makalah ini dapat di manfaatkan
sebaik mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
International Agency for cancer Research, GLOBOCAN 2002,
menyebutkan ca hepar atau yang lebih dikenal dengan kanker hati adalah enam
dari kanker paling umum yang ditemukan di seluruh dunia dan merupakan penyebab
kematian ketiga akibat kanker secara global.
Ca hepar atau Kanker hati merupakan jenis kanker yang
sering ditemukan di Indonesia. Kanker hati terjadi apabila sel kanker
berkembang pada jaringan hati. Adanya gejala yang ditimbulkan dari penyakit
ini, di antaranya kekurangan berat badan tanpa adanya alasan yang diketahui dan
tanpa berusaha untuk mengurangi berat badan,
kehilangan selera makan secara berkelanjutan, merasa
kenyang setelah makan dalam porsi sedikit, pembengkakan di bagian kanan perut
yang berada tepat di bawah tulang rusuk, warna kulit dan mata yang kuning
kehijauan, keletihan yang tidak biasanya dan mual.
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur.
Selain itu, masalah penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan
penyakit hepatitis B dan hepatitisC. Meningkatnya penderita kanker hati setiap
tahunnya ini disebabkan tingginya kasushepatitis B dan C kronis di Indonesia.
Dua penyakit ini penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu penyakit ini sulit
terdeteksi.
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan adanya
infeksi hepatitis Bkronis apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B
adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati.
Selain itu hepatitis B dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan pengerasan
hati (sirosis), bahkan dapat menyebabkan kematian.
Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah
penyebab kematian nomor 10 di dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi
di seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien dengan infeksi
hepatiatis B kronik. Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi
hepatitis B kronik mencapai 5-10 persen dari total jumlah penduduk.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan Umum
Penulis mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan
proses asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap klien Ca Hepar.
2.
Tujuan Khusus
Setelah melakukan penelitian dan pembelajaran tentang Ca
Hepar maka
mahasiswa/i diharapkan mampu:
1.
Melakukan pengkajian
keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
2.
Merumuskan diagnosa
keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
3.
Merencanakan tindakan
keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
4.
Melaksanakan tindakan
keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
5.
Melaksanakan evaluasi
keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
BAB
II
TINJAUAN
DEFINISI
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan
inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan
hilangnya sebagian besar fungsi hepar. ( Gips & Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang
disebabkan karna hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan
gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan
mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak
terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang
disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus
menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor
(Anonim,2004).
Kanker hepar atau kanker
hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari hati. Ia
juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari
tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu,
pembuluh-pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel
hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas
dari kanker-kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel
hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma
(carcinoma).
Ca Hepar atau yang biasa
disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel
parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan
lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada
jaringanhati.. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik
terutamaTaiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas
lainnya
ETIOLOGI
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya
infeksi hepatis B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul
: 2009 )
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus
hepatitis B dan C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit,
alkohol serta faktor keturunan. (Fong, 2002). Infeksi virus hepatitis B dan C
merupakan penyebab kanker hepar yang utama didunia, terutama pasien dengan
antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis.
Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang
menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena kanker
hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk., 1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas
enam puluh tahun. Dari sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang
didiagnosis menderita kanker hati, dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor – faktor yang dapat
merusak hati dan penyebab kanker hati :
·
Tidur terlalu malam dan
bangun terlalu siang
·
Tidak buang air di pagi hari
·
Pola makan yang terlalu
berlebihan
·
Tidak makan pagi
·
Terlalu banyak mengkonsumsi
obat – obatan
·
Terlalu banyak mengkonsumsi
bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
·
Minyak goreng yang tidak
sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goring saat menggoreng
makanan. Jangan mengkonsumsi makanan yang di goreng bila kita dalam kondisi
penas, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
·
Mengkonsumsi makanan mentah
( sangat matang ) juga menambah beban hati. Sayur yang digoreng harus dimakan
habis saat itu juga, jangan disimpan.
·
Alkohol
·
Keturunan
·
Hepatis B, C
PATOFISIOLOGI
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati
yang biasa secara langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara
tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik
yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur
– unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid sehingga
terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan
ini sering disertai dengan infiltrasi sel radang dan pertumbuhan jaringan
fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak
terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis
selanjutnya akan menjadi kanker hati.
MANIFESTASI
KLINIK
·
Kulit menjadi berwarna
kuning,
·
Deman,
·
Menggigil,
·
Merasa lelah yang luar biasa,
·
Nausea,
·
Nyeri pada perut,
·
Kehilangan nafsu makan,
·
Berat badan yang turun
drastis,
·
Nyeri pada punggung
·
bahu, Urin yang berwarna
gelap,
·
Terjadi pendarahan di bagian
dalam tubuh.
KLASIFIKASI
Ca Hepar atau kanker hati dapat digolongkan beberapa type yaitu
:
1.
Kanker Hati Primer
·
Cholangio Carcinoma – kanker
yang berawal dari saluran empedu
·
Hepatoblastoma – pada
umumnya menyerang anak-anak atau anak yang mengalami pubertas
·
Angiosarcoma – kanker yang
jarang terjadi, bermula di pembuluh darah yang ada pada hati.
·
Hepatoma (HCC) – berawal di
hepatosit dan dapat menyebar ke organ yang lain. Laki- laki dua kali lebih
rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita.
2.
Kanker Hati Sekunder
·
Kanker hati sekunder dapat
muncul dari kanker hati primer pada organ-organ lain. Tetapi, pada umumnya
bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.
PEMERIKSAAN
A. Laboratorium:
1)
Darah Lengkap : Hb/Ht
dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karena perdarahan kerusakan SDM dan
anemia terlihat dengan hipersplenisme dan defisit besi leukopenia mungkin ada
sebagai akibat hipersplenisme.
2)
Bilirubin serum :
meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hati untuk menkonjugasi atau
obstruksi bilier.
3)
AST (SGOT) / ALT
(SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler dan mengeluarkan enzim.
4)
Alkali fosfatase :
meningkat karena penurunan ekskresi.
B. Radiologi :
·
Ultrasonografi (USG),
CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, MRI. Dan Laparoskopi
·
Biopsi jaringan hati.
PENATALAKSANAAN
a.
Penatalaksanaan Non Bedah
Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat memperpanjang
kelangsungan hidup pasien dan memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara
mengurangi rasa nyeri serta gangguan rasa nyaman, namun efek utamanya masih
bersifat paliatif. Penatalaksanaan non bedah ini seperti :
·
Terapi Radiasi
·
Kemoterapi
b.
Penatalaksanaan Bedah
·
Lobektomi hati
·
Transplantasi
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
PENGKAJIAN
1. Identitas
1.
Usia : Biasanya menyerang
dewasa dan orang tua
2.
Jenis kelamin : Kanker hati
sering terjadi pada laki – laki dari pada perumpuan.
3.
Pekerjaan : Dapat ditemukan
pada orang dengan aktivitas yang berlebihan
2. Riwayat kesehatan
1.
Keluhan utama : Keluhan
pasien pada waktu dikaji.
2.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien dahulu pernah menderita penyakit apa dan bagaimana pengobatanya.
3.
Riwayat penyakit sekarang
1.
Data fokus terkait perubahan
pola fungsi
A.
Aktivitas : Klien akan
mengalami kelelahan , kelemahan, malaise
B.
Sirkulasi : Bradikardi
akibat hiperbilirubin berat, akterik pada sclera, kulit dan membran mukosa.
C.
Eliminasi: Warna urin gelap
( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.
D.
Makanan dan cairan :
Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual dan muntah, terjadi peningkatan
edema, asites.
E.
Neurosensori : Peka terhadap
rangsangan, cenderung tidur, asteriksis
F.
Nyeri / Kenyamanan : Kram
abdomen, nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas, mialgia, sakit kepala,
gatal – gatal.
G.
Keamanan : Urtikaria, demam,
eritema, splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior
H.
Seksualitas : Perilaku
homoseksual aktif atau biseksual pada wanita dapat meningkatkan faktor resiko.
1.
Pemeriksaan fisik
A.
Tanda – tanda vital
B.
Mata
C.
Mulut
D.
Abdomen
E.
Kulit
F.
Ekstremitas : Mengalami
kelemahan atau peningkatan edema.
1.
Pemeriksaan penunjang
HASIL :
Laboratorium:
1.
500 mg/dl, HbsAg positf
dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah lengkap ; SGOT, SGPT, LDH, CPK, Alkali
Fostatase.
2.
AST / SGOT meningkat Nn ( 10
– 40 unit (4,8 -19 U/L)
3.
ALT / SGPT meningkat Nn ( 5
– 35 unit (2,4 – 17 U/L)
4.
LDH meningkat Nn (165 – 400
unit (80 – 192 U/L)
5.
Alkali Fostatase meningkat
Nn ( 2 -5 unit (20 – 90 IU/L)
6.
Albumin menurun Nn ( 3,5 –
5,5 g/dl (35-55 g/L)Globulin meningkat Nn ( 1,5 – 3,0 g/dl (15-30g/L)
Pemeriksaan radiologi
1.
Pemeriksaan barium esofagus
: Menunjukkan peningkatan tekanan portal.
2.
Foto rongent abdomen : Pada
penderita kanker hati akan terlihat perubahan ukuran hati.
3.
Arteriografi pembuluh darah
seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
4.
Laparoskopi : Melihat
perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan kiri sehingga jika ada
kelainan akan terlihat jelas.
5.
Biobsi hati : Menentukan perubahan
anatomis pada jaringan hati
6.
Ultrasonografi :
Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen.
II. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Tidak seimbangan nutrisi
berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di
hati.
2.
Nyeri berhubungan dengan
tegangnya dinding perut ( asites ).
3.
Intoleransi aktivitas b.d
ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan
4.
Resiko terjadinya gangguan
integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema dan asites
III. INTERVENSI
A. Diagnosa 1 : Tidak seimbangan
nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme
vitamin di hati.
Tujuan :
1. Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif
kearah tujuan dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda
malnutrisi
2. Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan
adekuat .
Intervensi :
1.
Pantau masukan makanan
setiap hari, beri pasein buku harian tentang makanan sesuai Indika
2.
Dorong pasien utk makan deit
tinggi kalori kaya protein dg masukan cairan adekuat.
3.
Dorong penggunaan suplemen
dan makanan sering / lebih sedikit yg dibagi bagi selama sehari.
4.
Berikan antiemetik pada
jadwal reguler sebelum / selama dan setelah pemberian agent antineoplastik yang
sesuai .
Rasional :
1)
Keefektifan penilaian
diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk
menemukan solusi/kombinasi terbaik.
2)
Kebutuhan jaringan
metabolek ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produksi sisa
). Suplemen dapat memainkan peranan penting dlm mempertahankan masukan kalori
dan protein adekuat.
3)
Mual/muntah paling
menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan
stess.
B. Diagnosa 2 : Nyeri
berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites )
Tujuan :
1)
Mendemontrasikan
penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi nyeri.
2)
Melaporkan
penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS
Intervensi :
1)
Tentukan riwayat nyeri
misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan
penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan
dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
2)
Berikan tindakan
kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.
3)
kaji tingkat nyeri /
kontrol nilai
Rasional :
1)
memberikan data dasar
untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi
2)
meningkatkan relaksasi
dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3)
kontrol nyeri maksimum
dengan pengaruh minimum pada AKS.
C. Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas
b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan
Tujuan :
1)
Dapat melakukan
aktivitas sesuai kemampuan tubuh.
Intervensi :
1.
Dorong pasein untuk
melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, bangun dari kursi/ tempat
tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
2.
Pantau respon
fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/ frekuensi jantung /
pernapasan.
3.
Beri oksigen sesuai
indikasi
Rasional :
a)
Meningkatkan kekuatan
/ stamina dan memampukan pasein menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang
berarti.
b)
Teloransi sangat
tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbnagan cairan dan
reaksi terhadap aturan terapeutik.
c)
Adanya hifoksia
menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler dan memperberat keletihan.
D. Diagosa 4 :Resiko terjadinya
gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema dan asites
Tujuan :
a)
Mengedentifikasi fiksi
intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.
b)
Berpartisipasi dalam
tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan
Intervensi :
1.
Kaji kulit terhadap efek
samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau perlambatan
penyembuhan
2.
Mandikan dengan air hangat
dan sabun
3.
Dorong pasien untuk
menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.
4.
Balikkan / ubah posisi
dengan sering
5.
Anjurkan pasein untuk
menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali seijin dokter
Rasional :
1.
Efek kemerahan atau reaksi
radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi dalam area radiasi.
Deskuamasi kering dan deskuamasi kering,ulserasi.
2.
Mempertahankan kebersihan
tanpa mengiritasi kulit.
3.
Membantu mencegah friksi
atau trauma fisik.
4.
Untuk meningkatkan sirkulasi
dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang tidak perlu.
5.
Dapat meningkatkan iritasi
atau reaksi secara nyata.
IV. EVALUASI
1.
Kebutuhan akan nutrisi dapat
terpenuhi
2.
Nyeri yang dirasakan klien
dapat berkurang
3.
Klien dapat melakukan
aktivitas sesuai kemampuan tubuh
4.
Klien dapat turut
berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Ca Hepar adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal
dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan
lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan
hati.. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia, diasia pasifik terutama
Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya.
Ca Hepar disebabkan karena adanya infeksi hepatitis B
kronis apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit
yang disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur.
Selain itu, masalah penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan
penyakit hepatitis B dan hepatitis C
Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini
disebabkan tingginya kasus hepatitis B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit
ini penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu penyakit ini sulit terdeteksi.
Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah
penyebab kematian nomor 10 di dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi
di seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien dengan infeksi
hepatiatis B kronik.
Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi
hepatitis B kronik mencapai 5-10 persen dari total jumlah penduduk.
Pengobatan yang biasa dilakukan untuk pasien dengan Ca Hati
antara lain yaitu Transplantasi, Terapi radiasi, Kemoterapi, Kemoembolisasi,
Terapi gen, Cryotherapy, Ablasi radiofrekuensi, dan Pembedahan.
SARAN
Disarankan untuk ssemua masyarakat, bahwa penyakit kanker
hati ini tidak mengenal umur, yang bias terjadi pada ank anak, remaja, dewasa
maupun lansia. Jadi kita sebagai masyarakat jangan pernah mendekati factor
resiko, misalnya tidur terlalu malam dan bagung terlalu siang, lalu makan tidak
teratur. Mulai sekarang tanamkan dalam diri kita bahwa bahwa sehat itu penting.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges, Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Edisi 3, EGC : Jakarta
Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Edisi
1, Salemba Medika : Jakarta
Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal –
Bedah Brunner dan Suddarth, Edisi
8, EGC : Jakarta
www.google.co.id,”tujuan pembelajaran askep hepar” pembelajaran system endokrin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar